Followers

About Me

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN

KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN

A.    KLASIFIKASI DAN KONFLIK KEPENTINGAN
           Perumusan tujuan akuntansi tergantung pada kepentingan yang terdapat di pasar informasi atau lebih spesifik lagi, laporan keuangan yang dihasilkan oleh interaksi tiga kelompok perusahaan, pengguna, dan profesi akuntansi.
           Perusahaan membentuk kelompok utama yang terlibat dalam proses akuntansi. Aktivitas-aktivitas operasional, keuangan, dan non operasional yang mereka lakuakan menjadi justifikasi pembuatan laporan keuangan. Perusahaan-perusahaan juga adalah penyedia informasi akuntansi. Pengguna membentuk kelompok kedua. Pembuatan informasi akuntansi dipengaruhi oleh kepentingan dan kebutuhan pengguna. Profesi akuntansi membentuk kelompok ketiga yang dapat mempengaruhi informasi yang akan dimasukkan ke dalam laporan keuangan. Para akuntan akan bertindak sebagai auditor yang bertanggung jawab untuk memverifikasi bahwa laporan keuangan telah mematuhi prinsip-prinsip  akuntansi yang berlaku umum.
B.     MENUJU KE ARAH PERUMUSAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
1.      Tujuan Laporan Keuangan menurut APB Statement no. 4
         APB Statement no. 4 mengklasifikasikan tujuan laporan keuangan menjadi:
a.       Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan-perubahan lainnya dalam posisi keuangan.
b.      Tujuan Umum
Tujuan Umum dari laporan keuangan adalah:
v  Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai sumber daya ekonomi dan kewajiban dari perusahaan bisnis agar dapat:
§  Mengevaluasi kelebihan dan kekurangannya
§  Menunjukkan pendanaan dan investasinya
§  Mengevaluasi kemampuan dalam memenuhi komitmen-komitmennya
§  Menunujukkan berbagai dasar sumber daya bagi pertumbuhannya
v  Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai perubahan dalam sumber daya bersih dari aktivitas perusahaan bisnis yang diarahkan untuk memperoleh laba.
v  Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi potensi penghasilan bagi perusahaan.
v  Untuk memberikan informasi lain yang dibutuhkan mengenai perubahan dalam sumber daya ekonomi dan kewajiban.
v  Untuk mengumpulkan informasi lain yang relevan terhadap kebutuhan pengguna laporan.
c.       Tujuan Kualitatif
Tujuan kualitatif dari akuntansi keuangan adalah:
v  Relevansi
v  Dapat dimengerti
v  Dapat diverifikasi
v  Netralitas
v  Ketepatan waktu
v  Komparabilitas
v  Kelengkapan
2.      Laporan Kelompok Studi mengenai Tujuan Laporan Keuangan
          Kelompok studi untuk pembuatan prinsip-prinsip akuntansi yang dikenal sebagai “Komite Wheat” diberi tugas memperbaiki dan meningkatkan proses penetapan stansar. Laporan yang dihasilkan komite ini mencetuskan dibentukknya Financial Accounting Standards Board (FASB). Kelompok studi kedua, dikenal sebagai “Komite Trueblood” ditugaskan untuk mengembangkan tujuan laporan keuangan.

C.    MENUJU KE ARAH KERANGKA KONSEPTUAL
1.      Hakekat Kerangka Konseptual
         Kerangka konseptual adalah sebuah konstitusi, sebuah sistem koheren dari tujuan dan asas yang saling berhubungan yang dapat mengarah kepada standar yang konsisten dan menentukan sifat, fungsi, dan batasan dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Konsep-konsep seperti ini menjadi asas dalam artian bahwa konsep-konsep yang lain akan dihasilkan dari asas tersebut dan penggunaannya sebagai acuan secara berulang-ulang akan dibutuhkan dalam menentukan, mengartikan, dan menerapkan standar akuntansi dan pelaporan.
2.      Masalah-masalah dalam Kerangka Konseptual
         Masalah-masalah konseptual yang  berhubungan dengan penetapan standar antara lain adalah:
v  Pandangan mengenai laba atau penghasilan mana yang harus digunakan
v  Masalah definisi
v  Konsep pemeliharaan modal atau pengembalian biaya mana yang harus diguanakan
v  Metode pengukuran mana yang harus diguanakan
3.      Perkembangan dari Sebuah Kerangka Konseptual
         Ada empat tingkatan dalam ruang lingkup kerangka konseptual, yaitu:
v  Tingkat pertama
Pada tingkat pertama, tujuan menunjukkan sasaran dan maksud dari akuntansi.
v  Tingkat kedua
Tingkat kedua terdiri dari hal-hal yang fundamental meliputi karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi dan definisi elemen-elemen dalam laporan keuangan.
v  Tingkat ketiga
Pada tingkat ketiga, terdapat pedoman operasional yang digunakan oleh akuntan dalam menentukan dan menerapkan standar akuntansi yang meliputi kriteria pengakuan, laporan keuangan versus pelaporan keuangan dan pengukuran.
v  Tingkat keempat
Tingkat keempat terdiri dari mekanisme penyajian yang digunakan oleh akuntansi untuk menyampaikan informasi akuntansi yang meliputi pelaporan penghasilan, pelaporan arus dana dan likuiditas, dan pelaporan posisi keuangan.
4.      Tujuan Pelaporan Keuangan
         Tujuan dari pelaporan keuangan adalah:
v  Memberikan informasi yang berguna bagi para calon investor dan kreditor maupun yang sudah ada dan para pengguna lainnya dalam mebuat investasi, kredit, dan keputusan lainnya.
v  Memberikan informasi untuk membantu para calon investor dan kreditor serta para pengguna lain yang sudah ada dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari penerimaan kas prospektif untuk deviden atau bunga dan penerimaan dari penjualan, penebusan, atau jatuh temponya surat berharga atau pinjaman.
v  Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi dari perusahaan, laim untuk sumber daya tersebut, serta dampak dari transaksi-transaksi, peristiwa, dan kejadian yang mengubah sumber daya dan klaim atas sumber daya tersebut.
v  Memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan selam periode tersebut.
v   
5.      Konsep-Konsep Fundamental
         Konsep-konsep fundamental meliputi karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi dan definisi dari elemen-elemen laporan keuangan.
         Karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi:
v  Relevansi
v  Keandalan
v  Kualitas sekunder
v  Pertimbnagan biaya-manfaat
          Elemen-elemen yang berkaitan langsung dengan pengukuran kinerja daan status dari perusahaan:
vAktiva
vKewajiban
vEkuitas
vInvestasi oleh pemilik
vDistribusi kepada pemilik
vLaba komprehensif
vPendapatan
vBeban
vKeuntungan
vKerugian
6.      Pengakuan dan Pengukuran
         Kriteria pengakua meliputi:
v  Definisi: hal tersebut memenuhi definisi dari sebuah elemen laporan keuangan.
v  Dapat diukur: hal ini memiliki atribut yang relevan dan dapat diukur dengan cukup andal.
v  Relevansi: informasi yang berkenaan membuat perbedaan pada keputusan penggunanya.
v  Keandalan: informasi tersebut representasional, tepat, dapat diverifikasi, dan netral.
          Dalam kaitannya dengan pengukuran, laporan melihat lima atribut yang berbeda dari aktiva dan kewajiban, yaitu:
vBiaya historis
vBiaya penggantian saat ini
vNilai pasar saat ini
vNilai bersih yang dapat direalisasi
vNilai arus kas masa depan saat ini

D.    LAPORAN-LAPORAN LAIN
1.      Laporan Perusahaan
         Laporan perusahaan merupakan laporan yang berhubungan dengan akuntabilitas publik dari segala bentuk entitas ekonomi, terutama pada perusahaan bisnis. Laporan ini mencoba untuk menyusun sekumpulan konsep-konsep yang sedang dikembangkan sebagai dasar bagi pelaporan keuangan.

E.     TAKSONOMI KARAKTERISTIK NORMATIF YANG HARUS DICERMINKAN OLEH PERNYATAAN-PERNYATAAN AKUNTANSI
         Taksonomi umum mengenai karakteristik normatif terdiri atas tiga kategori:
a.       Karakteristik formasional yang berhubungan denga perkembangan dari pernyataan dan dengan penilaian selanjutnya mengenai kegunaan yang diberikan.
b.      Karakteristik operasional yang berhubnungan dengan mengimplementasikan dan memenuhi persyaratan-persyaratan yang diminta oleh pernyataan.
Karakteristik informasional yang berhubungan dengan kemampuan untuk menghasilkan data yang berguna dalam pengambilan keputusan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
0Comments

makalah teori pengambilan keputusan



Teori pengambilan  keputusan, teori investasi dan Pendekatan kebergunaan keputusan
v  The Decision Usefulness Approach To Financial Reporting

Dua hal yang harus diperhatikan ketika kita menggunakan pendekatan ini (Scoot, 2009):

1.Siapa saja pengguna laporan keuangan?
Ada banyak pengguna laporan keuangan. FASB, dalam tujuan pelaporannya menyatakan,informasi ditujukan untuk keputusan yang terkait dengan bisnis perusahaan dan investasi.Berdasarkan tujuan pelaporan tersebut, pengguna laporan keuangan bisa dikelompokkanmenjadi pemilik, pemberi pinjaman, pemasok, karyawan, dan manajemen (Hendriksen danVan Breda, 1992).
Berikut ini penjelasan tentang kelompok pengguna dan bagaimana pemanfaatan laporankeuangan (Harianto dan Sudomo, 1998):
a) Pemilik (investor)
Pemilik berkepentingan dengan laporan keuangan untuk kepentingan penilaian kinerjamanajemen, sebagai pihak yang diberi tanggung jawab menjalankan dana pemegangsaham. Selain itu, laporan keuangan yang didalamnnya memuat informasi earning, digunakan untuk menentukan kebijakan kepemilikan saham. Jika kemampuan menghasilkan earning rendah, maka bisa dipertimbangkan untuk memindahkankepemilikan saham ke perusahaan lain. Banyak penelitian yang menggunakan earningmasa lalu untuk memprediksi kemampuan menghasilkan earning di masa depan(misalnya Little (1962) dan Little dan Rayner (1966) dalam Watts dan Zimmerman(1986) dan Ball dan Brown (1968)
b) Pemberi pinjaman
Kelompok ini berkepentingan dengan laporan keuangan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mengembalikan pinjaman beserta bunganya. Informasi ini bisadilihat lewat analisa kewajiban dengan aset (aktiva) dalam laporan keuangan
c) Pemasok 
Hubungan antara pemasok dan perusahaan bisa dijembatani lewat laporan keuangan.Pemasok akan memberikan harga khusus jika ia melihat kemampuan keuangan perusahaan bagus. Misalnya, laporan keuangan menunjukkan adanya likuiditas dansolvabilitas yang tinggi. Dengan kata lain, hutang dagang dalam keadaan terjamin.
d) Karyawan
Permintaan laporan keuangan oleh karyawan didasarkan beberapa motivasi.Karyawan mempunyai kepentingan agar perusahaan selalu berkembang baik danmenghasilkan laba. Laporan keuangan adalah informasi yang penting yang bisadigunakan untuk melihat kondisi profitabilitas dan solvabilitas perusahaan sekarangdan yang akan datang. Laporan keuangan juga bisa dijadikan dasar pemberian insentif  berdasarkan pencapaian target laba tertentu.
e)      Manajemen
Manajemen berkepentingan dengan laporan keuangan sebagai media pertanggungjawaban kepada pemilik perusahaan. Selainitu, sebagai alat untuk menunjukkan kinerja manajemen, laporan keuangan bisa dijadikan dasar pemberian bonus kepada manajemen. Banyak penelitian yang menggunakan informasi akuntansisebagai media mengendalikan manajemen, khususnya pemberian bonus, antara lainHealy (1985)

2. Problem apa yang dihadapai pengguna laporan keuangan dalam mengambil keputusan?
Dengan memahami masalah dalam pengambilan keputusan pengguna laporan keuangan,akuntan akan lebih baik dalam memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukanpara pengguna tersebut. Laporan keuangan yang disiapkan, disesuaikan dengan keperluan khusus penggunanya. Hal ini diharapkan akan membawa pada pengambilan keputusan yang lebih baik.
Namun, untuk mengetahui jenis masalah dalam pengambilan keputusan pengguna laporankeuangan tidaklah mudah. Akuntan harus memahami logika berfikir mereka. Cara yang bisadilakukan antara lain dengan menggunakan teori ekonomi dan keuangan. Dua teori yang akandibahas dalam makalah ini adalah teori pengambilan keputusan individu (single-persontheory of decision) dan teori investasi (theory of investment).

SINGLE-PERSON THEORY OF DECISION

Manfaat teori:

a)    Membantu akuntan dalam memahami bagaimana individu membuat keputusan yangrasional dalam keadaan yang tidak pasti (uncertainty). 

b)      Membuat akuntan menghargai konsep informasi, yaitu konsep yang mampu membuat pengambil keputusan mempertajam keyakinan subyektif mereka akan future payoff ,sebagai hasil dari keputusan yang mereka buat.

Teori ini memakai sudut pandang dari individu yang harus membuat keputusan investasidalam keadaan yang tidak pasti. Probabilitas yang dipakai tidak lagi obyektif, sebagaimanadalam keadaan ideal. Dengan demikian diperlukan prosedur formal bagi individu untuk dapatmembuat keputusan terbaik, yaitu dengan cara memilih satu dari satu set alternativekeputusan. Prosedur ini memungkinkan adanya tambahan informasi, yang diperlukan untuk memperbaiki penetapan subyektif nilai probabilitas kejadian setelah keputusan dibuat. Peran akuntansi diperlukan disini, karena ia mampu memberi tambahan informasi untuk prosedur tersebut.

Peran Informasi Akuntansi

Untuk bisa dikatakan berguna, suatu informasi harus mampu membantu memprediksi returninvestasi di masa depan. Bagaimana laporan keuangan berbasis historical cost membantu penggunanya? Yaitu dengan membantu prediksi bahwa adanya bad news atau good newsyang terkandung di dalam laporan keuangan, akan tetap ada di masa mendatang. Ada dua jenis cara menggunakan informasi keuangan untuk prediksi harapan return investasimasadepan (Scott, 2009):

  1. Dengan menggunakan informasi pendapatan bersih saat iniCurrent Financial Statement (good news or bad news in net income)-àprediksifuture earning power-à prediksi future expected return

Penmann dan Zhang (2002) menyatakan earning yang berkualitas adalah earning yang bisamenjadi indicator yang baik bagi prediksi earning masa depan. Mereka istilahkan earning berkualitas baik sebagai “sustainable earning”. 

Namun, hasil hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku earning bersifat
random walk (Watts dan Zimmerman, 1986). Dengan kata lain, perilaku earning tidak bisa dipolakan,sehingga sulit untuk dijadikan dasar prediksi. Sedangkan Penmann dan Zhang (2002)menunjukkan, jika perusahaan secara konsisten menerapkan akuntansi konservatiftanpa perubahan metode dan estimasi, maka akan meningkatkan kualitas earning perusahaantersebut. Jika kualitas informasi earning dicerminkan dalam perubahan dalam reaksi pasar (harga saham), Franci dkk (2002) menunjukkan bahwa jika laporan keuangan disajikanmendetail dan ada penjelasan (disclosure) maka akan memberikan efek positif pada pasar. Namun dalam penelitian Easton dan Monahan (2005) menunjukkan bahwa penggunaanangka angka akuntansi sebagai proksi dari expected return ternyata tidak menunjukkan asosiasi yang positif. Dengan kata lain, angka akuntansi tidak bisa digunakan sebagai dasar menetapkan expected rate of return investasi

  1. Dengan menggunakan informasi arus kas saat iniCurrent Financial Statement (good news or bad news in cash flow)-à prediksi futurecash flowàprediksi future expected return

Dengan demikian, berdasarkan teori keputusan, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan berbasis historical cost masih bermanfaat bagi investor meskipun laporan tersebut tidak melaporkan secara langsung aliran kas masa depan berbasis perhitungan nilai sekarang(present-value-based).

Garis yang menghubungkan informasi laporan keuangan masa sekarang dengan informasilaporan keuangan masa depan adalah kondisi yang probabilistic. Satu set probabilitas berbagai keputusan ini disebut system informasi.

Konsep system informasi menunjukkan bahwa semakin besar probabilitas dalam systeminformasi (dalam diagonal utama), informasi dianggap informative. Mengapa? Karena besarnya probabilitas menunjukkan informasi yang sekarang memiliki kemampuanmemprediksi yang besar tentang kejadian di masa depan. Semakin informative suatuinformasi maka ia semakin berguna bagi pengambilan keputusan. Dengan demikian, definisiinformasi dalam decision theory adalah: bukti yang memiliki potensi mempengaruhikeputusan individu.

Teori ini adalah bagian dari teori pengambilan keputusan individu, yang mengkhususkan pada
 Pemodelan proses pengambilan keputusan investor yang rasional. Dengan memahamiteori ini, membantu akuntan memahami sifat resiko dalam konteks investasi portofolio.

Pada dasarnya, keputusan investasi adalah trade off antara return dan resiko (Jones, 1998).Return adalah hasil yang diperoleh dari modal yang kita investasikan. Return dibedakanmenjadi 2, expected return (return yang diharapkan terjadi di masa depan) dan relized return(return actual yang terjadi di masa lalu). Risk (resiko) adalah kemungkinan bahwa return actual tidak akan sama dengan return yang diharapkan (expected return). Return dan risk mempunyai hubungan yang positif,semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar return yang harus dikompensasikan (Jogiyanto,1998).



Dalam decision theory, diasumsikan bahwa (Scott,2009):
  1. Investor, dalam mengambil keputusan, akan memilih investasi yang memilikiexpected utility terbesar. Dalam hal ini adalah expected return terbesar pada resiko tertentu.
  2. Investor yang rasional adalah bersifat risk-averse. Risk-averse investor adalah seoranginvestor yang tidak akan menerima level resiko tertentu kecuali ada harapankompensasi yang layak karena mengambil resiko tersebut (Jones, 1998).Pengetahuan tentang sifat investor yang risk-averse ini penting bagi akunta;n, karenahal tersebut menunjukkan kebutuhan informasi investor yang terkait dengan resiko juga dengan nilai kembalian yang diharapkan di masa depan (expected value of future returns)

Proses pengambilan keputusan investasi meliputi (Jones, 1998):
  1. Analisa Saham, yaitu proses penilaian dan analisa saham secara individu
  2. Manajemen Portofolio, yaitu pengaturan sekelompok aset (yaitu portofolio) menjadisebuah unit

Prinsip dalam diversifikasi portofolio

Sifat risk-averse investor yang menyukai resiko yang paling kecil, bisa dilakukanmelalui strategi diversifikasi. Yaitu strategi mengecilkan resiko investasi melalui portofoliosaham. Prinsip ini memiliki implikasi penting pada sifat informasi resiko yang diperlukaninvestor.

Ada 2 jenis resiko investasi:

  1. Economic-widerisksYaitu resiko yang timbul dari perubahan faktor lingkungan eksternal perusahaan dan biasanya bersifat makro. Contoh faktor tersebut: tingkat suku bunga, kurs pertukaranmata uang asing, tingkat aktivitas ekonomi, dll. Resiko karena aspek makro ini bermakna, jika return di salah satu saham tinggi, maka kemungkinan besar return disaham yanglain juga tinggi. Dengan kata lain, return antar saham perusahaan berkorelasi dengan baik. Resiko saham ini tidak dapat dihilangkan denganmembentuk portofolio. Dalam banyak textbook, residual income capital chargedirekomendasikan sebagai market-risk (Christensen dkk, 2002)


  1. Firm-specific risksYaitu resiko yang timbul dari faktor internal perusahaan, dan hanya mempengaruhi perusahaan itu saja. Contoh: perubahan proses produksi, perubahan strategi pemasaran, dll. Resiko bersifat independen antar perusahaan. Return yang tinggi disatu perusahaan tidak selalu demikian di perusahaan lain. Resiko ini bersifat dapatdihilangkan dengan membentuk portofolio.

Pengungkapan resiko perusahaan merupakan salah satu hal yang diminta oleh Security andExchange Commission (SEC) melalui Financial Reporting Release No. 48 (Jorgensen danKeirschenheiter, 2003)

Bagaimana diversifikasi portofolio menurunkan resiko investasi?

Asumsi yang digunakan dalam diversifikasi adalah tidak ada biaya transaksi, sehinggasemakin banyakportofolio akan lebih baik, karena bisa semakin menurunkan resiko. Dengan portofolio, resiko spesifik perusahaan yang satu akan saling menghilangkan dengan resikospesifik perusahaan lain. Jika satu perusahaan ternyata dalam realisasinya memiliki returnrendah, selalu ada kesempatan saham perusahaan lain memiliki return yang tinggi. Semakin banyak diversifikasi, semakin efisien. Berbeda pada economy-wide risk, tidak ada prosessaling menghilangkan secara komplit. Ketika portofolio pasar dilakukan, economy-wide risk masih tetap berkontribusi pada risiko portofolio,dan resiko ini tidak bisa diddiversifikasi.Resiko yang tidak bisa didiversifikasi ini disebut resiko sistematik. Dengan diversifikasi,investor bisa meminimalkan risiko tanpa mengurangi return (Jogiyanto, 1998).

REAKSI ORGANISASI PROFESIONAL AKUNTANSI PADA PENDEKATANDECISION-USEFULNESS
Sebagian besar organisasi profesi akuntansi telah mengadopsi pendekatan decision-usefulness. Hal ini bisa dilihat pada Conceptual Framework FASB, pada SFAC no 1. Disanadisebutkan tujuan pelaporan adalah untuk investasi rasional. Hal ini sama dengan yangdinyatakan teori keputusan, bahwa individu yang berusaha memaksimalkan utilitas yangdiharapkan disebut individu yang rasional.
Tujuan pelaporan kedua SFAC no 1 adalah penyediaan informasi untuk membantumenetapkan jumlah, waktu, dan derajat ketidakpastian dari kas yang diterima lewat devidenatau bunga. Tujuan ini mengakui adanya kebutuhan informasi prediktif tentang kembalianinvestasi masa depan. Hal ini sama dengan prediksi dalam teori investasi.
Bagaimana laporan keuangan berbasis historis bisa digunakan untuk return masadepan? Hal ini mungkin menjadi kesulitan utama yang dihadapi FASB. Historical cost sudahditerapkan perusahaan secara tetap, sehingga perlu dibuat garis yang menghubungkan kinerja perusahaan masa lalu (karena laporan keuangan berbasis kos historis), dengan prospek masadepan. Tanpa garis penghubung tersebut, tujuan SFAC no 1 tidak akan tercapai.
Menurut SFAC no 1, meskipun keputusan investasidan kredit menggambarkanekspektasi kinerja mansa depan perusahaan, tapi ekspektasi tersebut biasanya berdasrkan,setidaknya sebagian, berdasarkan evaluasi kinerja perusahaan dimasa lalu.
Pernyataan SFAC tersebtu sejalan dengan information system dalam model pengambilan keputusan. Laporan keuangan sekarang menjadi dasar penetapan probabilitasGood News atau Bad News dan dasar sifat kinerja masa depan (earning power tinggi ataurendah).

Dalam SFAC no 2, FASB menyatakan sifat informasi akuntansi yang diperlukanuntuk mencapai tujuan pelaporan keuangan. Informasi dianggap berguna jika ia (Suwardjono,2006):
1.      Menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusannya di masa lalu,sekarang, dan masa dating
2.      Menambah keyakinan para pemakai mengenai probabilitas terealisasinya suatuharapan dalam kondisi ketidakpastian
3.  Mengubah keputusan atau perilaku para pemakai
Esensi relevan ini sama dengan definisi informasi dalam decision theory. Dalam teorikeputusan, informasi adalah sesuatu yang berpotensi mengubah keputusan seseorang. Suatu bukti, jika tidak berpotensi membuat perubahan, ia bukan informasi.
Hal lain yang menjadi karakteristik informasi menurut SFAC no 2 adalah reabilitas.Informasi yang reliable adalah informasi yang penyjiannya wajar dan bisa diverifikasisertanetral. Karakteristik ini sama dengan karakteristik informasi dalam decision theory, yaitu bersifat tepat (precise) dan bebas bias (free from bias)


v  The Measurement Perspective on Decision Usefulness (MPDU)
  • PVA: aktiva pendekatan neraca = perspektif pengukuran
  • HCA: aktiva pendekatan laba rugi = perspektif informasi
  • Implikasi Perspektif pengukuran pada kemanfaatan keputusan:
§  Pemakaian yang semakin besar nilai wajar dalam segenap LK untuk menunjukkan keberadaan pendekatan neraca untuk pelaporan keuangan
§  Lawan dari pendekatan Laporan Laba Rugi
  • Measurement Pesrpective on Decision Usefulness (MPDU): pendekatan pelaporan keuangan yang digunakan akuntan untuk:
§  melakukan tanggungjawab menterpadukan nilai wajar ke dalam segenap LK,
§  Melakukan dengan reliabilitas yang masuk akal,
§  Mengakui kewajiban yang meningkat untuk membantu investor MEMPREDIKSI NILAI perusahaan
  • Jika Measurement Perspective (MP) berguna, maka sebaiknya penerapannya, tidak mengorbankan dengan (cost of) menurunkan substansi RELIABILITAS
  • Walau tidak mungkin MP mengganti HCA, nyatanya bahwa keseimbangan relatif informasi basis biaya vs basis nilai wajar dalam LK mengarah kepada nilai wajar (eg: RRA), alasan:
§  Efisiensi pasar, teori & bukti yg meningkat: bahwa pasar tidak seefisien yang diyakini)
§  Teori Surplus Bersih (Ohlson): laba bersih HCA hanya menjelaskan sedikit variabilitas harga dan kewajiban legal yg harus diekspos akuntan ketika perusahaan dalam tekanan financial.


Apakah Pasar Efisien?
  • pertanyaan muncul: ukuran (seberapa) efisiensi pasar?
  • jika valid = penting,
§  praktik pengandalan pada informasi suplemen dalam catatan LK/ di manapun, untuk melengkapi laporan keuangan berbasis biaya historis yg mungkin tidak efektif penuh dalam memberikan informasi, berguna untuk investor
  • Jika pasar sekuritas tidak efisien secara penuh,
§  pelaporan keuangan perbaikan mungkin berguna dalam mengurangi ketidakefisienan, sehingga bisa memperbaiki operasi pasar sekuritas.
  • Premis pertanyaan tersebut: rata-rata perilaku investor mungkin tidak berhubungan dengan teori keputusan rasional dan model investasi.
Apakah Pasar Efisien?
  • Bias pencirian diri (self-attribution bias):
§  individu merasa bahwa hasil keputusan yang bagus disebabkan pada kemampuannya,
§  sedangkan hasil yang buruk disebabkan realisasi tak menguntungkan keadaan yang jelek (state of nature), bukan oleh kegagalannya.
  • Momentum harga saham:
§  keyakinan yang diperkuat yang mengikuti kenaikan dalam harga saham menyebabkan pembelian lebih banyak saham, dan
§  harga saham naik pada sisi berikutnya.
Apakah Pasar Efisien?
  • Implikasi Momentum:
§  korelasi serial positif return,
§  bertentangan dengan perilaku langkah acak return di bawah efisiensi pasar.
o   Bias pencirian diri dan momentum tidak konsisten dengan efisiensi pasar dan yang mendasari teori keputusan.
o   Keuangan keperilakuan (behavioral finance): studi tentang ketidakefisienan sekuritas berbasis keperilakuan.
Teori Prospek (TP)
 oleh Kahneman dan Tversky (1979).
 TP: memberikan alternatif berbasis keperilakuan untuk teori keputusan.
• Implikasi TP: investor yang mempertimbangkan investasi berisiko (“prospek”) akan mengevaluasi secara terpisah prospektif untung dan rugi.
• TP_Teori Keputusan-TK: investor mengevaluasi keputusan dilihat dari sisi efeknya pada kemakmuran total.
• Kebencian pada rugi (loss aversion): konsep perilaku, yang dengan ini individu tidak suka walaupun kerugian sangat kecil.
• Efek disposisi: investor menunjukkan perilaku pengambil risiko dengan respek pada rugi, investor menahan saham pada perusahaan rugi (loser) dan menjual saham perusahaan laba (winner)
• Asumsi TP:
– Loss aversion
– Individu “memberi bobot” probabilitas nilai harapan suatu prospek



Teori Prospek (TP)
Volatilitas Pasar Saham Ekses
• Apakah pasar efisien?
• CAPM beranggapan bahwa beta dan tingkat bunga bebas risiko konstan,
– hanya perubahan dalam return pada portofolio pasar (E(RMT)) yang menyebabkan perubahan dalam return saham-j.
– Determinan fundamental E(RMT) adalah dividen harapan agregat di antara semua perusahaan dalam pasar.
– Semakin tinggi dividen harapan agregat, semakin banyak investor akan investasi dalam pasar.
– Yang menyebabkan permintaan saham dan menyebabkan indeks pasar naik, dan sebaliknya.
– Akibatnya, jika pasar efisien, perubahan dalam E(RMT) seharusnya tidak menyebabkan perubahan dalam dividen harapan agregat.
• Shiller (1981) menemukan bahwa:
– variabilitas indeks pasar beberapa kali lebih besar daripada variabilitas dividen agregrat menandakan Pasar tidak efisien.
Volatilitas Pasar Saham Ekses--Why
• Akert & Smith (1993)
– dividen harapan mendatang sebagai determinan fundamental nilai perusahaan harus
diperluas pengertiannya.
– Semua distribusi kepada semua pemegang saham: pembelian kembali saham &
distribusi yang mengikuti pengambil alihan (takeover).
– Menemukan: jika item tambahan ini masuk volatilitas ekses tidak tampak.
• Alasan mengapa volatilitas ekses ada:
– Konsisten dengan efisiensi, diderivasi dari non stationariti (betanya).
– Diderivasi dari faktor keperilakuan.
• Model momentum Daniel et al. (2001)
– mengimplikasikan volatilitas pasar ekses seperti harga menaik (overshoot) dan kemudian jatuh lagi.
• Shleifer et al. (1990): ada dua investor: rasional dan berumpan balik positif:
– Berumpan balik positif: yang membeli saham ketika harganya mulai naik, dan sebaliknya.
– Rasional: akan menjual singkat (sell short ), mengantisipasi turunnya harga yang akan mengikuti harga menaik yang disebabkan oleh pembelian investor berumpan balik positif. Dianggap akan ambil manfaat saat harga naik walau terakhir kesempatan.
– Volatilitas ekses di pasar MUNCUL.
Anomali Pasar Sekuritas Efisien
• Buktinya bahwa:
– pasar tidak bisa merepon pada informasi secara pas, seperti prediksi teori efisiensi
– Harga butuh waktu lama untuk bereaksi atas informasi LK
– Adanya return abnormal mengikut rilis informasi
– Disebut anomali pasar efisien: Pengaruh mengambang pasca pengumuman (post-annaouncement drift) dan Respon pasar pada akrual
• Dua anomali—pasar efisien?


Implikasi Inefisiensi Pasar bagi Pelaporan Keuangan
• Ukuran bahwa pasar tidak secara penuh efisien: meningkatkan pentingnya pelaporan keuangan (PK).
• Perdagangan noise, harga bisa dibiaskan ke atas atau ke bawah relatif pada nilai fundamentalnya, akibatnya investor rasional termasuk analis akan menemukan penilaian salah ini dan mengambil manfaat.
• Inefisiensi pasar mendukung perpektif pengukuran—MP.

Alasan Lain yg Mendukung MP
• Kemanfaatan keputusan PK bisa ditingkatkan dengan perhatian yang ditingkatkan pd pengukuran:
– Pasar tidak seefisien yang diyakini
– Laba menjelaskan hanya sedikit perubahan harga di sekitar tanggal pengumuman laba, porsi ini semakin menurun
– Relevansi HCA?
• Teori surplus bersih (clean surplus theory-CST): nilai pasar perusahaan dapat dinyatakan dari sisi variabel laba rugi dan neraca.
• CST menerpkan beberapa basis akuntansi, tetapi menunjukkan bahwa nilai perusahaan tergantung pada variabel akuntansi fundamental, konsisten dengan MP.
• Perhatian yg meningkat pada pengukuran didukung oleh lebih banyak pertimbangan praktis.

Relevansi nilai Informasi LK
• Chapter 5 riset akuntansi:
– harga merespon kandungan informasi laba.
– Riset ERC menunjukkan bahwa pasar canggih dalam mengekstrak implikasi nilai dari LK atas dasar HC.
• Relevansi nilai (=R2): seberapa besar informasi LK memiliki efek material pada return dan harga saham.
• Lev (1989):
– pasar responnya kecil
– Ada perbedaan signifikansi statistik dan praktis
– Statistik mengukur relevansi nilai seperti R2 dan ERC secara signifikan berbeda dengan nol walaupun sangat kecil
– Ada respon pasar pd laba (sbg lawan tak ada respon)
• Nilai relevan turun: Lev (1989), Brown et al. (1999), Lev & Zarowin (1999); tetapi return abnormal meningkat: Landman & Maydew (2002), Francis et al. (2002)
• Relevansi nilai rendah atas laba menyarankan bahwa ada ruang bagi akuntan untuk meningkatkan kemanfaatan LK

Kewajiban Legal Auditor
• Sumber tekanan bg MP muncul sebagai reaksi pada kegagalan (keuangan) perusahaan yang menyebabkan kegagalan pelaporan keuangan, penalaran:
– Kegagalan utang & tabungan melibatkan pelaporan terlala besar aset pada neraca auditan
– Auditor bekerja di bawah tekanan manajemen untuk menyimpang dan “memperlunak” PABU, agar
– Persyaratan modal, target laba dan/atau ramalan analis tercapai
• Untuk melindungi tekanan dan kewajiban potensial perilaku etis:
– kepentingan jika panjang profesi audit/akuntansi dilayani tidak dengan menghasilkan laporan auditan dengan tekanan manajemen untuk memperlunak PABU
– Menerapkan akuntansi konservatif
– HCA (seksi 1.2) mengandung elemen konservatif
– Contoh: LoCoM untuk persediaan
• MP berjalan dalam problema reliabilitas (walaupun semakin relevan)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
1Comments